OPC, APC, STRUKTUR PRODUK DAN BOM



 OPC, APC, Struktur Produk dan BOM
Peta proses operasi dan peta proses perakitan memberikan gambaran mengenai urutan proses pembuatan dan perakitan suatu produk. Struktur produk, dan bill of material (BOM) memberikan informasi mengenai material, komponen, sub-assembly yang diperlukan untuk membuat produk jadi. Penjelasan lebih lanjut mengenai OPC, APC, Struktur Produk, dan BOM adalah sebagai berikut.

2.1.1        Peta Proses Operasi (Operation Process Chart)
Peta proses operasi (Operation Process Chart) atau yang biasa dikenal dengan OPC merupakan suatu diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang akan dialami bahan baku mengenai urutan operasi dan pemeriksaan.[11] Jadi, dalam suatu peta proses operasi yang dicatat hanyalah kegiatan operasi dan pemeriksaan saja.
Peta proses operasi memiliki beberapa manfaat yang berkaitan dengan produksi dari suatu produk. Manfaat dari peta proses operasi diantaranya adalah untuk mengetahui kebutuhan mesin dan penganggarannya, untuk memperkirakan kebutuhan akan bahan baku, sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik, sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja yang sedang digunakan saat ini, serta sebagai alat untuk melakukan pelatihan kerja.[11]

2.1.2        Peta Proses Perakitan (Assembling Process Chart)
Assembling Process Chart (APC) adalah peta yang menggambarkan langkah-langkah proses perakitan yang akan dialami komponen berikut pemeriksaannya dari awal sampai produk jadi selesai.[5] Simbol-simbol ataupun struktur dalam pembuatan APC sama dengan pada pembuatan OPC, tetapi pada APC yang digambarkan adalah proses perakitannya saja.
Manfaat dari APC, yaitu untuk menentukan kebutuhan operator, mengetahui kebutuhan tiap komponen, alat untuk menentukan tata letak fasilitas, alat untuk menentukan perbaikan cara kerja, dan alat untuk latihan kerja.[5] Manfaat dari APC tidak berbeda jauh dengan manfaat OPC, karena pada dasarnya struktur dari kedua peta tersebut adalah sama.

2.1.3        Struktur Produk
Struktur produk dapat didefinisikan sebagai cara komponen-komponen bergabung ke dalam suatu produk selama proses manufacturing.[3] Struktur produk berisi informasi mengenai material, komponen, sub-assembly yang diperlukan untuk membuat produk jadi. Struktur produk menggambarkan proses perakitan yang dilakukan untuk memperoleh suatu produk jadi dalam bentuk tingkatan. Tingkatan-tingkatan tersebut dinamakan sebagai level.
Penyajian struktur produk dibedakan menjadi dua yaitu metode explotion dan implotion. Metode explotion adalah penyajian struktur produk, dimana pada level 0 terdapat produk jadi, hingga pada level paling bawah menunjukkan komponen paling awal dirakit. Sebaliknya, struktur produk implotion merupakan kebalikan dari struktur produk explotion. Perbedaan antara struktur produk explotion dan implotion hanya pada penyusunan levelnya.
Manfaat dari struktur produk adalah dapat memberikan informasi mengenai material, komponen atupun sub-assembly yang diperlukan dalam pembuatan suatu produk. Selain itu, melalui struktur produk juga dapat diketahui proses perakitan dalam pembuatan suatu produk dengan bentuk tingkatan atau level.

2.1.4        Bill of Material (BOM)
Bill of material atau yang biasa dikenal dengan BOM merupakan daftar dari semua material, parts, dan subassemblies, serta kuantitas dari masing-masing yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit produk atau parent assembly.[3] Tiga jenis BOM yang yang digunakan dalam dunia perindustrian, yaitu:
1.    Phantom Bill, merupakan jenis bill yang digunakan untuk material yang tidak untuk disimpan atau untuk material yang hanya lewat saja.
2.    Modular Bill, digunakan untuk material yang menyusun produk dengan sejumlah option yang berbeda.
3.    Pseudo Bill, digunakan untuk menyusun daftar kebutuhan material yang bukan untuk disusun menjadi produk melainkan untuk dikelompokkan berdasarkan kriteria tertentu.[2]
Jenis bill dapat juga dibagi berdasarkan tingkatan level yang disampaikannya, yaitu single level BOM dan multilevel BOM. Jenis bill lainnya adalah planning bill, yang merupakan jenis bill yang digunakan untuk keperluan peramalan dan perencanaan. Planning bill terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
1.    Planning bills dengan item yang dijadwalkan merupakan komponen atau sub assembly untuk pembuatan produk akhir, dimana item-item yang dijadwalkan itu secara fisik lebih kecil daripada produk akhir.
2.    Planning bills dengan item yang dijadwalkan memiliki produk akhir sebagai komponen-komponennya, dimana item-item yang dijadwalkan secara fisik lebih besar daripada produk akhir. [3]
Manfaat dari BOM diantaranya adalah sebagai alat pengendali produksi yang menspesifikasikan bahan-bahan kandungan yang penting dari suatu produk, pesanan yang harus digabungkan dan seberapa banyak yang dibutuhkan untuk membuat satu batch, bill of material juga digunakan untuk peramalan barang yang keluar masuk dari inventori maupun transaksi produksi dan bisa menghasilkan pesanan-pesanan produksi dari pesanan pelanggan, serta menjamin bahwa jumlah bahan yang tepat telah dikirim ke tempat yang tepat pada waktu yang tepat.[12]

DAFTAR PUSTAKA


[1]          Baroto, Teguh. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Jakarta: Ghalia Indonesia. 2002.
[2]          Bedworth, D. Integrated Production Control System. New York: John Willey and Sons Inc. 1982.
[3]          Gasperz, Vincent. Production Planning And Inventory Control. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2004.
[4]          Kusuma, Hendra. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Yogyakarta: Andi. 2001.
[5]          Laboratorium Teknik Industri Lanjut. Modul 1: OPC, APC, Struktur Produk, dan BOM. Jakarta: Universitas Gunadarma. 2010.
[6]          Laboratorium Teknik Industri Lanjut. Modul 2: Peramalan (Forecasting). Jakarta: Universitas Gunadarma. 2010.
[7]          Laboratorium Teknik Industri Lanjut. Modul 3: Jadwal Induk Produksi (JIP). Jakarta: Universitas Gunadarma. 2010.
[8]          Laboratorium Teknik Industri Lanjut. Modul 4: Material Requirement Planning. Jakarta: Universitas Gunadarma. 2010.
[9]          Laboratorium Teknik Industri Lanjut. Modul 5: Keseimbangan Lini (Line Balancing). Jakarta: Universitas Gunadarma. 2010.
[10]      Sumayang, Lulu. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Salemba Empat. 2003.
[11]      Sutalaksana, Iftikar Z. Teknik Perancangan Sistem Kerja. Bandung: Institut Teknologi Bandung. 2006.
0 Responses

    Blog Archive